tag:blogger.com,1999:blog-52312024736827355542024-03-12T16:55:37.357-07:00Cerita SedarahKumpulan Cerita Sedarah indonesia Terbaru 2011.Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-29834634546891970272012-01-01T07:13:00.000-08:002012-01-01T07:13:29.050-08:00Cerita Seks Sedarah Terbaru 2012 - Perhatian Semua<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.tumblr.com/photo/1280/14457544137/1/tumblr_lv7d63qUbn1qc6tf6" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://www.tumblr.com/photo/1280/14457544137/1/tumblr_lv7d63qUbn1qc6tf6" width="215" /></a></div><br />
Hello penggemar cerita dewasa indonesia semua! Kalian boleh baca cerita dewasa terus di mobile dan deskstop di koleksi cerita terbesar indonesia terbaru 2012/2013 di :<br />
<br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://cerita.mobi </b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://ceritaseru.mobi</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://ceritamesum.mobi</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://ceritalucu.mobi</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://fotobugil.mobi</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://cerita17tahun.mobi </b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://ceritangentot.mobi</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://ceritsex.mobi </b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b>http://cerita-seks.mobi</b></a><br />
<a href="http://www.blogger.com/goog_1987425248"><b><br />
</b></a><br />
<a href="http://ceritacinta.mobi%20/"><b>http://ceritacinta.mobi </b></a><br />
<br />
Jangan lupa bookmark ya donk..<br />
<br />
makasih semua :)</div>Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-71076693245101690452011-12-10T07:03:00.001-08:002011-12-10T07:03:22.254-08:00Cerita Sedarah terbaru 2012<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWmuIC0PI-J3SvUMOPPRVhZyxB6RkjtxfvLcaRUCBH-DgLHSNMEzI-jrbZup_VVB3K0mhnIf1V5QguMJbbB-Smhb6ukReknf2z0MZ5mIyF0GfztQtSF3gbKpcIGbrcqygwv7T8-AJuBi4/s1600/381027_102981306487558_100003270665082_12872_850110838_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWmuIC0PI-J3SvUMOPPRVhZyxB6RkjtxfvLcaRUCBH-DgLHSNMEzI-jrbZup_VVB3K0mhnIf1V5QguMJbbB-Smhb6ukReknf2z0MZ5mIyF0GfztQtSF3gbKpcIGbrcqygwv7T8-AJuBi4/s320/381027_102981306487558_100003270665082_12872_850110838_n.jpg" width="240" /></a></div><br />
&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;Foto foto Cewek di <b><a href="http://cewek.mobi/">http://cewek.mobi</a></b><br />
<br />
<br />
Bacaan Cerita Terbesar di<br />
<br />
<b><a href="http://ceritangentot.mobi/">http://ceritangentot.mobi</a></b> - Bacaan cerita Ngentot terbaru 2012.<br />
<br />
<b><a href="http://cerita.mobi/">http://cerita.mobi</a></b> &nbsp;- Bacaan cerita lucu,dewasa dan hantu terbaru 2012<br />
<br />
<b><a href="http://ceritasex.mobi/">http://ceritasex.mobi</a></b> - Bacaan cerita sex terbaru 201<br />
<br />
<b><a href="http://cerita17tahun.mobi/">http://cerita17tahun.mobi</a></b> - Bacaan cerita 17 Tahun ngentot 2012.</div><br />
<div><br />
</div></div>Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-63021659920236413472011-04-02T23:52:00.000-07:002011-04-02T23:52:27.664-07:00"Cerita sedarah Aku dan Sepupuku"<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sebelumnya kuperkenalkan diri namaku Rudy tinggi 170 cm berat badan 55 kg umurku sekarang 20 tahun asalku dari Sragen sekarang aku telah masuk jenjang perguruan tinggi negeri di kota Solo.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1G4dIg4daqT2FSaKoCGCZazIXiu3tClSscdOWAV4aFRZhx4vY3tnBjh_bf4iYQcUJNNieP7TYsoXAl9MC8gFbBUVJjx04PHc8_jJz8xoxSZLbwzO4Dl0_xJKwvXeAq7WznLZ1n-ArNl6r/s1600/cynthiara_alona.jpg_320_320_0_9223372036854775000_0_1_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1G4dIg4daqT2FSaKoCGCZazIXiu3tClSscdOWAV4aFRZhx4vY3tnBjh_bf4iYQcUJNNieP7TYsoXAl9MC8gFbBUVJjx04PHc8_jJz8xoxSZLbwzO4Dl0_xJKwvXeAq7WznLZ1n-ArNl6r/s1600/cynthiara_alona.jpg_320_320_0_9223372036854775000_0_1_0.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Cerita sedarah Aku dan Sepupuku baca terus di </span><a href="http://ceritaseks.prohost.mobi/" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>mobile </b></a></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Pengalaman seks yang pertama kualami terjadi sekitar 4 tahun lalu, tepatnya waktu aku masih duduk di bangku SMU kelas 1 berumur 16 tahun. Karena rumahku berasal dari desa maka aku kost dirumah kakakku. Saat itu aku tinggal bersama kakak sepupuku yang bernama Mbak Fitri berusia 30 tahun yang telah bersuami dan mempunyai 2 orang putri yang masih kecil-kecil, namun di tempat tinggal bukan hanya kami berempat tapi ada 2 orang lagi adik Mbak Fitri yang bernama Wina waktu itu berumur 19 tahun kelas 3 SMK dan adik dari suami kak Fitri bernama Asih berusia 14 tahun.<br />
<br />
Kejadian tersebut terjadi karena seringnya aku mengintip mereka betiga saat mandi lewat celah di dinding kamar mandi. Biarpun salah satu dianatara mereka sudah berumur kepala 3 tapi kondisi tubuhnya sangat seksi dan menggairahkan payudaranya montok, besar dan belahan vaginanya woow…terlihat sangat oh…oooght nggak ku-ku bo…<br />
<br />
Saat malam hari saat aku tidur dilantai beralaskan tikar, di ruang tamu yang gelap bersama Mbak Wina, awalnya sich aku biasa-biasa saja tapi setelah lama seringnya aku tidur bersama Mbak Wina maka aku akhirnya tak tahan juga. Malam-malam pertama saat dia tertidur pulas aku cuma berani mencium kening dan membelai rambutnya yang harum. Malam berikutnya aku sudah mulai berani mencium bibirnya yang seksi mungil, tanganku mulai meremas-remas buah dadanya yang padat berisi lalu memijat-mijat vaginanya yang, oh ternyata empuk bagai kue basah yang……oh…oh.., aku melihat matanya masih terpejam pertanda ia masih tertidur tapi dari mulutnya mendesah dengan suara yang tak karuan.<br />
<br />
“Ah…..ught…..hhhhhh….hmmmm” desahan Mbak Wina mulai terdengar.<br />
Tanganku terus bergerilya menjamah seluruh tubuhnya.saat aku menciumi vaginanya yang masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau marah-marah tapi dugaan ku meleset.<br />
Ia malah berkata, ”Dik teruskan….. aku sudah lama mendambakan saat-saat seperti ini ayo teruskan saja……..”<br />
Bagai mendapat angin segar aku mulai membuka t-shirt yang ia gunakan kini terpampang buah dada yang seksi masih terbungkus BH. BH-nya lalu kubuka dan aku mulai mengulum putingnya yang sudah mengeras gantian aku emut yang kiri dan kanan bergantian.<br />
<br />
“Mbak, maafkan aku tak sanggup menahan nafsu birahiku!”<br />
“Nggak apa-apa kok dik aku suka kok adik mau melekukan ini pada mbak karena aku belum pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak Wina.<br />
Setelah puas kupermainkan payudarnya lalu aku mulai membuka rok bawahannya.biarpun kedaan gelap gulita aku tahu tempat vagina yang menggiurkan, terus kubuka CD nya, lalu kuciumi dengan lembut.<br />
“Cup…cup…sret…. srettttttttttt”, suara jilatan lidahku.<br />
“Ought……ought….terus dik enak…..!!!”<br />
Karena takut ketahuan penghuni rumah yang lain aku dengan segera mengangkan kedua kakinya lalu kumasukkan penisku yang mulai tegang kedalam vaginanya yang basah.<br />
<br />
“Ehmm…oh…ehhhhh…. mmmmhhh”, rintih kakakku keenakan.<br />
Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kenikmatan yang akan segera memuncak demikian juga dengan dia.<br />
“Crot..cret…crettttttt…. crettttttttttt”, akhirnya spermaku kukeluarkan di dalam vaginanya.<br />
“Oh……”<br />
Rupanya ia masih perawan itu kuketahui karena mencium bau darah segar.<br />
“Terima kasih dik kamu telah memuaskan Mbak, Mbak sayang padamu lain kali kita sambung lagi yach?”<br />
“Ok deh mbak”, sahutku.<br />
<br />
Setelah selesai memakai pakaian kembali aku dan dia tidur berpelukan sampai pagi. Sebenarnya kejadian malam itu kurang leluasa karena takut penghuni rumah yang lain pada tahu,sehingga suatu ketika kejadian itu aku ulang lagi.<br />
Masih ingat dalam ingatan hari itu minggu pagi,saat mbak Fitri dan adiknya Asih bersama keuarga yang lain pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.Karena keadaan rumah yang sepi yang ada hanya aku dan Mbak Wina, aku mulai menutup seluruh pintu dan jendela. Kulihat Mbak Wina sedang menyeterika dengan diam-diam aku memeluknya dengan erat dari balakang.<br />
<br />
“Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu sebentar lagi yach…… sayang….!” pinta Kak Wina.<br />
Tapi aku yang sudah bernafsu nggak memperdulikan ocehannya, segera kumatikan setrika, kuciumi bibirnya dengan ganas.<br />
“Hm…eght…. hmmmmm……. eght…!”<br />
<br />
Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak leluasa melakukan cumbuan, aku bopong ia menuju ranjang kamar.<br />
Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu segera kulucuti semua pakaiannya dan pakaian ku hinggas kami berdua telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menempel. Wow……tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, payudaranya membusung putih bagaikan salju dengan puting merah jambu dan yang bikin dada ini bergetar dibawah pusarnya itu lho……. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.<br />
<br />
Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing-masing itu terjadi sebab saat kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak bias melihat tubuh masing-masing.<br />
Aku mulai menciumi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke payudaranya yang mulai mengeras, kujilati payudara gantian kanan kiri dan kugigit kecil bagian putingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.<br />
<br />
Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam vagina itu, biji klitorisnya ku gigit pelan sampai ia keenakan menjambak rambutku.<br />
“Ught..ugh…hah oh….oh…..”desahan nikmat keluar dari mulut Kak Wina.<br />
<br />
Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan vaginanya rasanya ada yang membanjir di vaginanya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai orgasme. Mungkin saking asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan pergumulan kami berdua, Mbak Fitri dan adik suaminya, Asih sudah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci. Aku dan Mbak Wina kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.<br />
<br />
“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Fitri.<br />
“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.<br />
“Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya Asih.<br />
“Boleh”.<br />
Aku dan Kak Wina selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.<br />
“Ck.. ck…ck……ck……”, guman ku.<br />
Sekarang aku dikerubung 3 bidadari cantik sungguh beruntung aku ini.<br />
<br />
Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B vaginanya indah sekali. Sedangkan Asih tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat. Pertama yang kuserang adalah Mbak Fitri karena sudah lama aku membayangkan bersetubuh dengannya aku menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Wina dan Asih juga kepingin merasakan air susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam vagina satu sama lain.<br />
<br />
Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai mengulum susu mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka menungging semua, dari belakang aku menjilati vagina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam vagina mereka.<br />
<br />
Giliran mereka mengulum penisku bergantian.<br />
“Hoh…. hoooooooooo…… hhhhhhhhhh…… ehmmmmmmmmm”, desah mereka bertiga.<br />
Aku yang dari tadi belum orgasme semakin buas memepermainkan payudara dan vagina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk cium jilat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.<br />
“Dik aku mau keluar”<br />
“Mas aku juga”<br />
“Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.<br />
“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku<br />
“Boleh”, kata Mbak Fitri.<br />
Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke vagina mereka satu persatu lalu kuhisap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.<br />
“Srep.., srep”.<br />
Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-sex sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat.<br />
<br />
Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan penisku de dalam vagina Mbak Wina kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Fitri, biarpun sudah beranak 2 tapi vaginanya masih sempit seperti perawan saja.<br />
“Dik enak……. Uh…… oh…..terussssssss!”, desahnya.<br />
“Emang kok Kak…….. hhhhhhh ehmm…..”<br />
“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Asih juga sudah tak tahan.<br />
“Tunggu sebentar sayang.“<br />
<br />
Sekitar 10 menit aku main sama kak Fitri sekarang giliran Asih, dengan pelan aku masukkin penisku, tapi yang masuk hanya kepalanya. Mungkin ia masih perawan, baru pada tusukan yang ke 15 seluruh penisku bisa masuk ke liang vaginanya.<br />
“Mas....... sakit..... mas...... oght........ hhohhhhhh.......”, jerit kecil Asih.<br />
“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.<br />
“Benar Mas sekarang nikmat sekali... oh.. ought..”<br />
<br />
Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Asih, kak Fitri dan Kak Wina tak ketinggalan mereka saling kulum, jilat dan saling memasukkan jari ke vaginanya masing-masing. Posisiku di bawah Asih, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah dadanya yang masih kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kuremas-remas putingnya dan kusedot, kugigit sampai merah.<br />
<br />
Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Asih berjongkok di atas penisku, kusuruh Mbak Fitri naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa menetek, eh..., bener juga lama-lama air susunya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual. Mbak Wina yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga vaginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan klitorisnya.<br />
Ia mendesah seperti kepedasan.<br />
<br />
“Ah......... huah........ hm.......!”<br />
Tanganku yang satunya kumasukkan ke vagina Mbak Fitri, kontolku digarap Asih, mulutku disumpal kemaluan Mbak Wina, lengkap sudah.<br />
Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.<br />
“Ought......... hmmmmmm...... cret... crot.....”<br />
“Enak Mas.......!” desah Asih.<br />
Spermaku ku semprotkan kedalam vagina Asih dan keluarlah cipratan spermaku bercampur darah menandakan bahwa ia masih perawan. Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan.<br />
Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa sperma di penisku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.<br />
<br />
Namun sekarang kami sudah saling berjauhan sehingga untuk memuaskan nafsu birahiku aku sering jajan di kafe-kafe di kota Solo ini ataupun dengan teman-teman wanita di tempat kuliah yang akrab denganku. Tapi tak satu pun dari mereka yang menjadi pacarku. Nah, bagi teman-teman yang ingin berkenalan silakan kontak emailku. Pasti aku balas.</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;"><br />
<span class="messagebody">Cerita Seks Terbaru</span><br />
<a href="http://ceritaseks.prohost.mobi/" target="_blank">http://ceritaseks.prohost.mobi/</a><br />
<br />
<span class="messagebody">Cerita Dewasa Terbaru Indo</span><br />
<a href="http://ceritadewasa.prohost.mobi/" target="_blank">http://ceritadewasa.prohost.mobi/</a><br />
<br />
<span class="messagebody">Cerita Ngentot Indo 2011</span><br />
<a href="http://ngentot.prohost.mobi/" target="_blank">http://ngentot.prohost.mobi/</a><br />
<br />
</span></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac>Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-80454779330230922982011-01-30T02:05:00.000-08:002011-01-30T02:05:25.526-08:00Kumpulan cerita cerita dewasa terbaru setiap hari - cerita sedarah<!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan cerita cerita dewasa terbaru setiap hari..kalian boleh baca terus ke mobile..</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfeWCrjLNZcF6z4-l1u1YAGLwAZVFstxmjd-sQnb05wQ9blVQ10CDAKO617yYa_WaM_qXcHgnxzN7zF-8g6nPZlblaI9jHJaoMQOm9jWW9r71kIFvy2oK-N5LAyuqPBaZQPSMy4581E_H4/s1600/model252-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfeWCrjLNZcF6z4-l1u1YAGLwAZVFstxmjd-sQnb05wQ9blVQ10CDAKO617yYa_WaM_qXcHgnxzN7zF-8g6nPZlblaI9jHJaoMQOm9jWW9r71kIFvy2oK-N5LAyuqPBaZQPSMy4581E_H4/s1600/model252-2.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerita Seks Melayu</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=298551">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=298551</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerita Cinta </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=278460">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=278460</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerita 18sx</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273285">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273285</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerita Lucah </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273277">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273277</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerpen Seks</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273274">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273274</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerpen Ngentot</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273267">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273267</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerpen 17 Tahun </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273263">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273263</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerpen Dewasa</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273245">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273245</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerpen 17 tahun seru</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273218">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273218</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Mesum </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273216">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273216</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Seks </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273207">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273207</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Sedarah </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273193">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=273193</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cer ita Untuk Dewasa</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=188126">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=188126</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Koleksi C erita Seks Dewasa</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=187566">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=187566</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerita Dewasa Terkini </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=187527">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=187527</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerita Dewasa Terbaru </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=187525">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=187525</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Cerita Khusus Dewasa</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=121280">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=121280</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita 17 tahun </b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=120693">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=120693</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Daun Muda</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=120668">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=120668</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Seru</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=119576">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=119576</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Ngentot</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=119569">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=119569</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Dewasa</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=119561">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=119561</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Panas</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100994">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100994</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Mesum</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100990">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100990</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita 17 Tahun</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100819">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100819</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Dewasa</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100794">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100794</a></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kumpulan Cerita Panas</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100784">http://mippin.com/mip/plus/list.jsp?&id=100784</a></b></div>Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-46851487214677925052011-01-17T14:51:00.001-08:002011-01-20T03:12:38.098-08:00Baca Cerita Sedarah Terbaru 2011 Di Mobile<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimia-AL2RmwrKns0Ejfrba9zFtn7o6xSCa1oGAHv9m2OS85Z4mrWHTm92QyJqWjZhmaiHj-Ft8cEGzrwko3d3sJHyBEw6pvS69P1AnIFd5waa5ACElwQo7w6UPyPN4nFFfGC4CWRNk7AM/s1600/KPP.gif" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="60" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimia-AL2RmwrKns0Ejfrba9zFtn7o6xSCa1oGAHv9m2OS85Z4mrWHTm92QyJqWjZhmaiHj-Ft8cEGzrwko3d3sJHyBEw6pvS69P1AnIFd5waa5ACElwQo7w6UPyPN4nFFfGC4CWRNk7AM/s320/KPP.gif" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kumpulan Cerita 17 Tahun di <a href="http://cerita17tahun.mobi/"><b>http://cerita17tahun.mobi</b></a></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
</tbody></table>Juga lawati situs<b> cerita sedarah terbaru</b> dan terbesar indonesia di<br />
<ul><li><a href="http://ceritadewasa.prohost.mobi/"><b>Cerita Dewasa Mobile </b></a></li>
<li><a href="http://ngentot.prohost.mobi/"><b>Cerita Ngentot Cewek Mobile </b></a></li>
<li><a href="http://ngentot.prohost.mobi/"><b>Cerita Seks Terbesar Indo </b></a></li>
</ul>Semoga kalian terhibur ! Salam sayang dariku! muahhh<br />
<br />
Sayang! Download Video Bokep 3p terbaik indo di<br />
<ul style="color: magenta;"><li><a href="http://bokep.mobi/"><b>Video Bokep </b></a></li>
<li><a href="http://17tahun.mobi/"><b>Video 17 Tahun </b></a></li>
<li><a href="http://agnesmonica.mobi/"><b>Foto Bokep Agnes Monica </b></a></li>
<li><a href="http://sarahazhari.mobi/"><b>Foto Bokep Sarah Azhari </b></a><br />
</li>
</ul>Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-12539583272577544952011-01-08T14:52:00.000-08:002011-01-08T14:52:15.649-08:00cerita sex sedarah terbaru 2011 - ngentot dengan adik kandung<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO9t_TfhDyOJAOOE7bjG-QTdMiak7Q9GzhiVN2UYVrrDJIJKL3S6_pnc3hVVQXP9jaAybb6PFcE2K7PvL1QaMKy2xZKqPAXThOFsf3w8lPg8cq9VLCMQJiGnEfpgH3b-x24nfTx6MiJYgX/s1600/1122.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO9t_TfhDyOJAOOE7bjG-QTdMiak7Q9GzhiVN2UYVrrDJIJKL3S6_pnc3hVVQXP9jaAybb6PFcE2K7PvL1QaMKy2xZKqPAXThOFsf3w8lPg8cq9VLCMQJiGnEfpgH3b-x24nfTx6MiJYgX/s1600/1122.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://ngentot.prohost.mobi/"><b>Cerita Sedarah di mobile</b></a></td></tr>
</tbody></table>cerita sex sedarah terbaru 2011 boleh baca di mobile di <a href="http://ngentot.prohost.mobi%20/"><b>http://ngentot.prohost.mobi </b></a>Nama Gw Serlina namun teman teman mangil gw erlin, gw mahasiswi ekonomi Universitas Pajajaran. Semenjak dua tahun yang lalu, saat diterima kuliah di Universitas Pajajaran, Gw tinggal di Bandung. Gw berasal dari Sukabumi, ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Cerita Sex Sedarah ini menceritakan kisahku yang terjadi saat Gw kelas 1 SMU di waktu Gw masih tingal di Sukabumi dan cerita dewasa ini masih terus berlanjut sampai detik ini!gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri <br />
Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP. <br />
Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.<br />
<br />
hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi<br />
Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.<br />
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.<br />
aduhhhhhhhh….. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.<br />
<br />
kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.<br />
Ada apa sih kak? katanya.<br />
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.<br />
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.<br />
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.<br />
<br />
Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.<br />
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.<br />
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.<br />
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.<br />
Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.<br />
<br />
Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.<br />
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.<br />
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.<br />
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.<br />
<br />
Ya... basah deh rok kakak... katGw melihat ke rok dan celana dalamku.<br />
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.<br />
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.<br />
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.<br />
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.<br />
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.<br />
<br />
Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.<br />
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.<br />
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.<br />
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.<br />
<br />
kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.<br />
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.<br />
Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.<br />
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.<br />
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!<br />
<br />
kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.<br />
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.<br />
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.<br />
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.<br />
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.<br />
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.<br />
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.<br />
<br />
Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.<br />
Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu†ujarku<br />
Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul. <br />
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.<br />
Hehe... dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.<br />
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.<br />
<br />
Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.<br />
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak... Nggak akan diapa-apain... Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.<br />
ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…<br />
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.<br />
<br />
Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali... Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt... Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.<br />
Hihihi.. kakak terangsang ya..?<br />
Enak aja... sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.<br />
Ini basah banget apaan Kak..?<br />
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.<br />
Kak... memek tu anget, empuk dan basah ya..?<br />
Tau ah... Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.<br />
<br />
Kak... gesek-gesek dikit ya..? pintanya.<br />
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.<br />
Dikit aja Kak... Please..!<br />
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih...<br />
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.<br />
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.<br />
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.<br />
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.<br />
<br />
Enak ya kak..?<br />
Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.<br />
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.<br />
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!<br />
Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.<br />
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah  kontolnya.<br />
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.<br />
<br />
Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.<br />
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!<br />
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.<br />
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.<br />
<br />
ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.<br />
Dek... masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.<br />
Iya Kak..!<br />
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.<br />
<br />
Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.<br />
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.<br />
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.<br />
Ouughhh..! katanya.<br />
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.<br />
<br />
Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.<br />
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.<br />
Wahh..! Gila adik ya..!<br />
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.<br />
Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.<br />
<br />
uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.<br />
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.<br />
<br />
Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Beginilah cerita sex sedarah yang kami lakukan.Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-5511255367394020582010-12-26T00:49:00.000-08:002011-01-09T06:28:19.948-08:00Baca Cerita Sedarah Serlina dan Adiknya [FM82334-98]<a href="http://bokep.mobi/"><b>Lagi cerita sedarah</b></a> - Nama Gw Serlina namun teman teman mangil gw erlin, gw mahasiswi ekonomi<br />
Universitas Pajajaran. Semenjak dua tahun yang lalu,<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Rg6AQ14KoNRaE7UjveIFmQqEvuCHXPoO2ww_dNVpeJLwGgTispk5aHl3LAjsRJmj6_k5u9Czn_Qu5qtYglPHhnXvdefpSBraVHoPPvnHER_LfKI1qMLBUkgYytuejh1vRefEJuyM_tTX/s1600/model267-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Rg6AQ14KoNRaE7UjveIFmQqEvuCHXPoO2ww_dNVpeJLwGgTispk5aHl3LAjsRJmj6_k5u9Czn_Qu5qtYglPHhnXvdefpSBraVHoPPvnHER_LfKI1qMLBUkgYytuejh1vRefEJuyM_tTX/s1600/model267-2.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://17tahun.mobi/"><b>Baca Cerita Sedarah Serlina Di Mobile</b></a></td></tr>
</tbody></table><br />
<br />
<br />
saat diterima kuliah di Universitas Pajajaran, Gw tinggal di Bandung. Gw berasal dari Sukabumi, ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi. Mereka tinggal di Sukabumi. Cerita Sex Sedarah ini menceritakan kisahku yang terjadi saat Gw kelas 1 SMU di waktu Gw masih tingal di Sukabumi dan cerita dewasa ini masih terus berlanjut sampai detik ini!gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri <br />
Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP. <br />
Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.<br />
<br />
hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi<br />
Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.<br />
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.<br />
aduhhhhhhhh….. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.<br />
<br />
kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.<br />
Ada apa sih kak? katanya.<br />
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.<br />
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.<br />
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.<br />
<br />
Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.<br />
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.<br />
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.<br />
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.<br />
Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.<br />
<br />
Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.<br />
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.<br />
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.<br />
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.<br />
<br />
Ya... basah deh rok kakak... katGw melihat ke rok dan celana dalamku.<br />
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.<br />
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.<br />
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.<br />
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.<br />
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.<br />
<br />
Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.<br />
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.<br />
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.<br />
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.<br />
<br />
kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.<br />
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.<br />
Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.<br />
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.<br />
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!<br />
<a href="http://bokep.mobi/"><b>Download Video Bokep </b></a><br />
kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.<br />
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.<br />
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.<br />
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.<br />
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.<br />
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.<br />
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.<br />
<br />
Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.<br />
Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu� ujarku<br />
Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul. <br />
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.<br />
Hehe... dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.<br />
Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.<br />
<br />
Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.<br />
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak... Nggak akan diapa-apain... Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.<br />
ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…<br />
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.<br />
<br />
Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali... Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt... Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.<br />
Hihihi.. kakak terangsang ya..?<br />
Enak aja... sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.<br />
Ini basah banget apaan Kak..?<br />
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.<br />
Kak... memek tu anget, empuk dan basah ya..?<br />
Tau ah... Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.<br />
<br />
Kak... gesek-gesek dikit ya..? pintanya.<br />
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.<br />
Dikit aja Kak... Please..!<br />
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih...<br />
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.<br />
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.<br />
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.<br />
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.<br />
<br />
Enak ya kak..?<br />
Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.<br />
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.<br />
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!<br />
Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.<br />
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah  kontolnya.<br />
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.<br />
<br />
Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.<br />
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!<br />
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.<br />
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.<br />
<br />
ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.<br />
Dek... masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.<br />
Iya Kak..!<br />
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.<br />
<br />
Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.<br />
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.<br />
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.<br />
Ouughhh..! katanya.<br />
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.<br />
<br />
Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.<br />
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.<br />
Wahh..! Gila adik ya..!<br />
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.<br />
Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.<br />
<br />
uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.<br />
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.<br />
<br />
Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Beginilah cerita sex sedarah yang kami lakukan sampai sekarang! Terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw!Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-17815569547739543482010-12-21T04:58:00.000-08:002010-12-23T06:44:37.744-08:00Cerita Sedarah Sari dan Rina Basah | Mippin feed validation KEY=e197e15b<div align="justify">Baca <b>cerita sedarah </b>ini di <a href="http://ceritaseks.prohost.mobi/"><b>mobile</b></a>.. <b>Cerita sedarah </b><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMroG78eCrQZmFhbUbEe3WB90Zy0TCgr8N-GNKGba_Wz1HKSAYceczEMCcqwcflgmy-bvlMwYDLW7cCpLNeqbTGnktxq0M-bcefY36D9LTejKzm_47xv51wsD-xxhWWzg_vBHLpieUZjrX/s1600/indexeweewew.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMroG78eCrQZmFhbUbEe3WB90Zy0TCgr8N-GNKGba_Wz1HKSAYceczEMCcqwcflgmy-bvlMwYDLW7cCpLNeqbTGnktxq0M-bcefY36D9LTejKzm_47xv51wsD-xxhWWzg_vBHLpieUZjrX/s1600/indexeweewew.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://bokep.mobi/"><b>Cerita Sedarah</b></a></td></tr>
</tbody></table><br />
<b> </b>ini Seperti telah kuceritakan di bagian sebelumnya, Senin, Rabu dan Jumat adalah jadwalku mengajar Sari dan Rina. Karena rumah Rina lebih dekat, maka Sari yang datang ke rumah Rina. Ibu Rina adalah orang Menado. Bapaknya orang Batak. Kedua orang tuanya berada di Surabaya. Dia disini tinggal berdua saja dengan kakak perempuan tertuanya yang kerja di Bank. Mengontrak rumah mungil di daerah Cipete. Sedang kedua orang tua Sari adalah asli orang Tasik. Keduanya cantik. Tinggi tubuhnya hampir sama. Rina orangnya putih, agak gemuk dan sedikit banyak omong. Sedang Sari hitam manis, cenderung pendiam dan agak kurus.</div><div align="justify"><br />
</div>Singkat <b>cerita sedarah</b> , setelah beberapa kali mengajar, aku tahu bahwa memang si Rina kurang bisa konsentrasi. Konsentrasinya selalu pecah. Ada saja alasannya. Berbeda dengan Sari. Bahkan kadang-kadang matanya menggoda nakal memandangku. Mungkin kalau tidak ada Sari, sudah kuterkam dia. Pakaiannya pun kadang-kadang mengundang nafsuku. Celananya pendek sekali dengan kaos oblong tanpa BH. Berbeda sekali dengan Sari. Sari memang pendiam. Kalau tidak ditanya, dia diam saja. Jadi kalau tidak tahu, dia malu bertanya. Tetapi dari pengalamanku, aku tahu kalau Sari ini mempunyai nafsu yang besar yang terpendam.<br />
<span id="more-67"></span><br />
Suatu saat aku datang mengajar ke rumah Rina. Seperti biasa kalau jam belajar, pintu depannya tidak dikunci, jadi aku bisa langsung masuk. Kok sepi..? Pada kemana..? Aku kebingungan, lihat sana dan sini mencari orang di rumah itu. Aku langsung ke dapur, tidak ada siapa-siapa. Aku memang biasa dan sudah diizinkan berkeliling rumahnya. Mau masuk kamarnya, aku takut karena belum pernah. Lalu aku duduk di ruang tamu, sambil buka-buka buku mempersiapkan pelajaran.<br />
Samar-samar aku mendengar suara mendesah-desah. Aku jadi tidak konsentrasi. Kucari arah suara itu. Ternyata dari kamarnya Rina. Kutempelkan telingaku ke pintu. Setelah yakin itu suara Rina, kucoba memutar pegangan pintunya, ternyata tidak dikunci. Kubuka sedikit dan kuintip. Ternyata dia sedang masturbasi di tempat tidurnya. Tangan kirinya meremas-remas susunya, tangan kanannya masuk ke dalam roknya. Wajah dan suara desahannya membuatku terangsang. Aku masuk pelan-pelan, dia kaget sekali melihatku. Tangannya langsung menarik kaosnya menutupi susunya. Wajahnya merah padam karena malu.<br />
“Ehh.. ee.. Masss.. suss.., ssuuddaaahh laammaaa..?” tanyanya terbata-bata.<br />
Karena aku sudah terangsang dan sudah yakin sekali kalau dia pun mau, langsung kulumat bibirnya. Mulanya dia kaget, tetapi tidak lama dia pun balik membalas ciumanku dengan ganasnya. Tanganku pun langsung masuk ke dalam kaosnya, mencari bukit kembarnya. Kuraba-raba, kuremas-remas kedua bukitnya bergantian. Tidak sekenyal dan sekeras punyanya Sara atau Ketty.<br />
“Aaahhh.., Masss.., mmm.., aaahhh..!” desahnya.<br />
Karena cukup mengganggu, kuangkat lepas kaosnya. Terpampanglah kedua bukit kembarnya. Putih bersih dengan puttingnya merah muda yang menonjol indah. Kurebahkan dia, kuciumi kedua bukit kembarnya bergantian.<br />
“Ahhh.., Mass..! Teruuuss Masss..! Aahhh.., ooohhh… Hissaaappp.., Masss..!”<br />
Langsung kukulum-kulum dan kuhisap-hisap puting susu kanannya, sedang yang kiri kuremas-remas.<br />
“Aaahhh.., ooohhh.., Mass eenaaakkkk.., Mass yang keeraasss..!”<br />
Tangannya sekarang tidak mau diam, mulai memegang batang kejantananku yang sudah tegang dari luar celanaku. Tanganku pun mulai masuk ke dalam roknya. Astaga. Dia tidak memakai celana dalam. Kucari-cari kaitan roknya, resletingnya, lalu kuplorotkan roknya. Terpampanglah tubuh indah putih di hadapanku. Kucium perutnya, naik lagi ke susunya begitu berulang-ulang. Kepalanya bergolek ke kiri dan ke kanan.<br />
“Auwww.., Maasss..! Aaaddduuuhhh.., ooohhh..!” dia menikmati sensasi yang kuberikan.<br />
Kira-kira tiga menit, tiba-tiba dia bangkit. Melepas kaosku, menurunkan celana serta celana dalamku sekalian. Aku didorongnya. Batang kejantananku yang sudah menegang langsung berdiri di hadapannya.<br />
“Kamu nakal yaa.., berdiri tanpa izin..!” katanya kepada kemaluanku.<br />
Langsung dikocok-kocok, diurut, dipijat oleh tangannya.<br />
“Aaahhh… Riiinnn.. Dari tadi keekk..!” kataku protes.<br />
Lalu dia mulai mengulum senjataku. Lalu kakinya memutar mengangkangi wajahku. Aku tahu maksudnya. Sekarang, ada bibir kemaluan indah di hadapanku. Langsung kulahap. Kujilati seluruh permukaan liang keperawanannya.<br />
“Sudah basah sekali ini orang..!” pikirku.<br />
Setiap aku menyentuh kelentitnya, dia berhenti menyedot batang keperkasaanku.<br />
Lalu dia melepaskan penisku, berdiri, lalu jongkok tepat di atas alat vitalku.<br />
“Bukan main..! Masih kelas 2 SMP kok sudah begini hebat permainannya..!” batinku, “Umurnya paling-paling sebaya Sara, 13 tahunan.”<br />
Dia pegang senjataku, dipaskan ke lubangnya, lalu dengan sangat perlahan dia berjongkok.<br />
“Aaahhh..!” desisku saat kepala kemaluanku ditelan liang kenikmatannya.<br />
Masih sempit. Sangat perlahan dia menurunkan pantatnya. Penetrasi ini sungguh indah. Matanya terpejam, tangannya menekan dadaku. Dia menikmati sekali setiap gesekan demi gesekan.<br />
“Aaahhh.., ssshhhssshhh..!” desahnya.<br />
Setelah seluruh batang kemaluanku masuk, terasa olehku kepala kejantananku menyentuh rahimnya. Didiamkan sebentar sambil dikedut-kedutkan urat kemaluannya.<br />
“Aaahhh.., Riiinnn… eeennnaaakkk sseeekkkaallliii..!”<br />
Lalu perlahan-lahan dia mulai menaik-turunkan pantatnya. Susunya bergoyang-goyang indah. Kuremas-remas keduanya.<br />
“Aa.., ah.., ahh.., ooohhh.., sshshshsh.., shhh..!”<br />
Lama-lama semakin cepat. Tidak lama kemudian dia menjepitkan kakinya ke pantatku sambil tangannya meremas dadaku dan menekan pantatnya agar masuk lebih dalam.<br />
“Massss.., aakkkuuu.. uuuddddaaahhh… aaahhh..!” desahnya tidak menentu.<br />
“Syurrrr… ssyyuurrr…” cairan hangat menyelimuti kepala batang kejantananku.<br />
Dia rebah ke atas tubuhku. Aku yang belum sampai, langsung membalikkan badannya. Langsung kegenjot dia secepat mungkin. Karena liang senggamanya sudah basah, maka daya cengkramnya menurun. Sehingga aku harus lama memompanya.<br />
“Maasss.., uuuddaaahhh..! Aaakkkuuu eenggaaakkk taahhhaannn..!Adduuuhhh.. Mmass..! Geeellii..!” teriaknya.<br />
Dia berkelojotan, susunya bergoyang-goyang. Kuremas-remas keduanya dengan kedua tanganku. Aku tidak peduli, terus saja kugenjot.<br />
Sampai akhirnya, “Aaahhh.., Rriiinnn.. Maasss… ssaammmpeee… aaahhh..!” desahku yang diikuti dengan, “Croottt.., croottt.., croottt..,” empat kelompok cairan spermaku memuncrat di liang senggamanya.<br />
Aku langsung ambruk ke dadanya. Setelah reda nafasku, kupeluk dia sambil berguling ke sebelahnya. Kucium keningnya. Kudekap dia lebih rapat. Batang keperkasaanku masih tertancap di liang kenikmatannya.<br />
“Terima kasih ya Riinnn..!”<br />
“Sama-sama Maasss..!”<br />
“Riinnn.., maaf ya..? Mas mau tanya.., Tapi Rina jangan marah yaaa..?”<br />
“Rina tau apa yang Mas mau tanya. Memang Rina udah sering beginian sama pacar Rina. Tapi sudah 2 bulan ini putus, jadi Rina sering masturbasi seperti yang Mas liat tadi.” jawabnya enteng sekali.<br />
“Oooo..”<br />
“Mas adalah orang kedua yang meniduri Rina setelah pacar Rina.”<br />
<div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Mass.., Rina khan belajarnya sama Sara. Sara banyak cerita ke Rina tentang hubungan Sara sama Mas… Kata Sara, Mas hebat.., Rina jadi kepengiiiinn banget hubungan sama Mas..!”<br />
“Kapan Rina pertama kali hubungan dengan pacar Rina..?”<br />
“Udah lama Mas.., kira-kira waktu Rina kelas satu dulu. Rina kecolongan Mass.., tapi setelah tau enaknya, Rina jadi ketagihan.”<br />
“Ooo.”<br />
“Si Sari kok enggak dateng..?”<br />
“Tadi siang Aku bilang ke Dia, hari ini enggak belajar, karena Aku pengiinn banget ngentot sama Maass.. Habis.. gatel sssiiiihh..!” katanya sambil mengedut-ngedutkan liang kewanitaannya.</div>Penisku serasa dipijat-pijat. Kucabut, lalu keluarlah cairan kental putih dari liang senggamanya. Lubang kenikmatannya kubersihkan dengan kaosnya, lalu batang kejantananku pun kulap.<br />
“Sekarang mau belajar..?” tanyaku.<br />
“Kayaknya enggak deh Mas. Kasian khan Sari ketinggalan.”<br />
“Ok deh. Mas sebetulnya juga ada perlu di rumah. Mau bantuin bapak betulin mobil orang. Besok mau diambil.”<br />
“Iya deh Mass.. Terima kasih ya..!”<br />
Lalu kucium pipinya. Aku bangkit ke kamar mandi dengan telanjang bulat sambil menenteng pakaianku. Kamar mandinya ada di ruang tengah.”Massss…” panggilnya saat aku akan keluar kamarnya.”Apa..?”"Besok lagi. Datangnya jam tigaan aja Mass. Si Sari datangnya paling jam 4 kurang, jadi kita bisa puas-puasin dulu..!”<br />
“Iyaaa deeehhh.., tenang aja.” kataku sambil keluar kamar.<br />
Begitulah setiap sebelum mengajar, aku menggarap Rina sepuasku. Begitu pula dengan Rina. Dia nafsunya sangat besar. Tetapi kemaluannya tidak begitu menjepit. Sebenarnya itu bukanlah masalah buatku. Sejak aku tidak bisa berhubungan dengan Sara lagi, aku cukup puas berhubungan dengan Ketty dan Rina.<br />
Suatu saat, ketika melihat perubahan atas sikap Sari kepadaku. Dia sering mencuri pandang ke arahku. Aku tidak tahu sebabnya, tetapi setelah selesai belajar, saat kujalan bersama dengan Sari, Sari bercerita kepadaku.<br />
“Mas.. Sari tahu lhooo.. Hubungan Rina sama Mas…”<br />
“Lho.., Sari tahu dari mana..? Apa Rina cerita..?” tanyaku kaget.<br />
“Enggak. Waktu Sari datang lebih awal, kira-kira jam tiga seperempat, Sari masuk rumah Rina, Sari denger Rina teriak-teriak di kamar, kupikir Rina khan udah putus sama pacarnya..? Lalu Rina sama siapa..? Terus Sari intip. Eeehhh enggak taunya sama Mas Pri..!”<br />
“Terus..?”<br />
“Terus.., ya Sari keluar aja, takut ketahuan. Terus Sari nongkrong di tukang bakso depan. Kira-kira jam empat kurang, Sari masuk lagi.”<br />
“Terus..?”<br />
“Yaa.., udah gitu aja..!”<br />
Hening sesaat waktu itu, kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.<br />
“Sari pernah enggak yaa..?” batinku.<br />
“Tanya, enggak, tanya, enggak. Kalo kutanya, Dia marah enggak ya.. Ah bodo, yang penting tanya dulu aja…”<br />
“Eng.., Sari pernah enggak..?”<br />
“Pernah apa Mas..?”<br />
“Ya.., seperti Sara atau Rina..?”<br />
“Belummm Mmassss..!” jawabnya malu-malu dan wajahnya merah padam.<br />
Ternyata dia tidkak marah. Benar dugaanku, nafsunya besar juga.<br />
“Sari mau..?”<br />
Dia diam saja sambil menunduk. Pasti mau lah.<br />
“Sari udah punya pacar..?”<br />
“Beluumm Mass.., abis dilarang sama Bapak Ibu.”<br />
“Yaa.., jangan sampe ketahuan doonng..!”<br />
Lalu kami berpisah. Karena Sari harus naik bis ke Blok A. Sedangkan aku naik bis arah Pondok Labu. Di bis aku berpikir, gimana caranya mendapatkan Sari.<br />
“Aku harus memanfaatkan Rina..!” pikirku.<br />
Besoknya sebelum belajar bersama, saat aku bercumbu dengan Rina, kubilang ke Rina kalau Sari sudah tahu hubungan kita. Aku minta bantuannya untuk memancing nafsu si Sari. Tadinya aku pikir Rina akan menolak, ternyata jalan pikiran Rina sudah sangat moderat. Dia menyanggupinya. Karena Sari sudah tahu, untuk apa ditutup-tutupi katanya.<br />
etika sedang belajar bersama, aku coba pancing nafsu Sari dengan cara kududuk di sebelah Rina. Aku rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya dan kuraba dadanya. Rina saat itu memakai kaos tanpa BH. Rina membalasnya. Lalu kudorong dia agar tiduran di karpet. Kami saling bergumul. Melihat hal itu, Sari kaget juga. Dia menutupi wajahnya. Karena selama ini kami berhubungan diam-diam. Tidak pernah secara terang-terangan. Kali itu kami berbuat seolah-olah tidak ada orang lain selain kami berdua, untuk memancing nafsu Sari.<br />
Perbuatan kami semakin memanas. Karena Rina sudah telanjang dada. Lalu Rina menurunkan celana pendeknya. Dia langsung bugil karena tidak memakai celana dalam. Aku pun tidak tinggal diam, kulepas semua pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami mengambil posisi 69. Rina di atas. Kami saling menghisap.<br />
“Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs… Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..!” desah Rina dibesar-besarkan.<br />
“Ohhh.. Riiinnn… hisap yang kuaattt Riinnnn..!” desahku juga.<br />
Kulihat Sari sudah tidak menutupi wajahnya lagi.<br />
Kira-kira lima menit saling menghisap, Rina berdiri memegang batang kemaluanku dan mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah tidak perawan lagi. Menurunkan pantatnya dengan perlahan.<br />
“Bless..!” langsung masuk seluruhnya.<br />
“Aaahhhh… Maasss.., aaahhh.., ssshhh.., aaahhh..!” desahnya.<br />
Lalu dengan perlahan dinaik-turunkan pantatnya. Pertama-tama perlahan. Makin lama semakin cepat.<br />
“Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh… Iiihhh..!” erangnya.<br />
Kulirik Sari, dia memandangi ekspresi Rina. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Karena wajahnya merah padam, nafasnya memburu. Tangannya memegang dadanya. Gerakan Rina semakin tidak terkendali. Pantatnya berputar-putar sambil naik turun. Kira-kira 10 menit, aku rasakan liang kewanitaan Rina sudah berkedut-kedut. Dia mau sampai klimakasnya. Dan akhirnya pantatnya menghujam batang keperkasaanku dalam sekali.<br />
“Aaahhh.. Masss… Akuuu… sammmpppeee.. Maasss..!”<br />
“Syuuurr… syurrr..” kehangatan menyelimuti kepala senjataku.<br />
<div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Mass.., Rina khan belajarnya sama Sara. Sara banyak cerita ke Rina tentang hubungan Sara sama Mas… Kata Sara, Mas hebat.., Rina jadi kepengiiiinn banget hubungan sama Mas..!”<br />
“Kapan Rina pertama kali hubungan dengan pacar Rina..?”<br />
“Udah lama Mas.., kira-kira waktu Rina kelas satu dulu. Rina kecolongan Mass.., tapi setelah tau enaknya, Rina jadi ketagihan.”<br />
“Ooo.”<br />
“Si Sari kok enggak dateng..?”<br />
“Tadi siang Aku bilang ke Dia, hari ini enggak belajar, karena Aku pengiinn banget ngentot sama Maass.. Habis.. gatel sssiiiihh..!” katanya sambil mengedut-ngedutkan liang kewanitaannya.</div>Penisku serasa dipijat-pijat. Kucabut, lalu keluarlah cairan kental putih dari liang senggamanya. Lubang kenikmatannya kubersihkan dengan kaosnya, lalu batang kejantananku pun kulap.<br />
“Sekarang mau belajar..?” tanyaku.<br />
“Kayaknya enggak deh Mas. Kasian khan Sari ketinggalan.”<br />
“Ok deh. Mas sebetulnya juga ada perlu di rumah. Mau bantuin bapak betulin mobil orang. Besok mau diambil.”<br />
“Iya deh Mass.. Terima kasih ya..!”<br />
Lalu kucium pipinya. Aku bangkit ke kamar mandi dengan telanjang bulat sambil menenteng pakaianku. Kamar mandinya ada di ruang tengah.”Massss…” panggilnya saat aku akan keluar kamarnya.”Apa..?”"Besok lagi. Datangnya jam tigaan aja Mass. Si Sari datangnya paling jam 4 kurang, jadi kita bisa puas-puasin dulu..!”<br />
“Iyaaa deeehhh.., tenang aja.” kataku sambil keluar kamar.<br />
Begitulah setiap sebelum mengajar, aku menggarap Rina sepuasku. Begitu pula dengan Rina. Dia nafsunya sangat besar. Tetapi kemaluannya tidak begitu menjepit. Sebenarnya itu bukanlah masalah buatku. Sejak aku tidak bisa berhubungan dengan Sara lagi, aku cukup puas berhubungan dengan Ketty dan Rina.<br />
Suatu saat, ketika melihat perubahan atas sikap Sari kepadaku. Dia sering mencuri pandang ke arahku. Aku tidak tahu sebabnya, tetapi setelah selesai belajar, saat kujalan bersama dengan Sari, Sari bercerita kepadaku.<br />
“Mas.. Sari tahu lhooo.. Hubungan Rina sama Mas…”<br />
“Lho.., Sari tahu dari mana..? Apa Rina cerita..?” tanyaku kaget.<br />
“Enggak. Waktu Sari datang lebih awal, kira-kira jam tiga seperempat, Sari masuk rumah Rina, Sari denger Rina teriak-teriak di kamar, kupikir Rina khan udah putus sama pacarnya..? Lalu Rina sama siapa..? Terus Sari intip. Eeehhh enggak taunya sama Mas Pri..!”<br />
“Terus..?”<br />
“Terus.., ya Sari keluar aja, takut ketahuan. Terus Sari nongkrong di tukang bakso depan. Kira-kira jam empat kurang, Sari masuk lagi.”<br />
“Terus..?”<br />
“Yaa.., udah gitu aja..!”<br />
Hening sesaat waktu itu, kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.<br />
“Sari pernah enggak yaa..?” batinku.<br />
“Tanya, enggak, tanya, enggak. Kalo kutanya, Dia marah enggak ya.. Ah bodo, yang penting tanya dulu aja…”<br />
“Eng.., Sari pernah enggak..?”<br />
“Pernah apa Mas..?”<br />
“Ya.., seperti Sara atau Rina..?”<br />
“Belummm Mmassss..!” jawabnya malu-malu dan wajahnya merah padam.<br />
Ternyata dia tidkak marah. Benar dugaanku, nafsunya besar juga.<br />
“Sari mau..?”<br />
Dia diam saja sambil menunduk. Pasti mau lah.<br />
“Sari udah punya pacar..?”<br />
“Beluumm Mass.., abis dilarang sama Bapak Ibu.”<br />
“Yaa.., jangan sampe ketahuan doonng..!”<br />
Lalu kami berpisah. Karena Sari harus naik bis ke Blok A. Sedangkan aku naik bis arah Pondok Labu. Di bis aku berpikir, gimana caranya mendapatkan Sari.<br />
“Aku harus memanfaatkan Rina..!” pikirku.<br />
Besoknya sebelum belajar bersama, saat aku bercumbu dengan Rina, kubilang ke Rina kalau Sari sudah tahu hubungan kita. Aku minta bantuannya untuk memancing nafsu si Sari. Tadinya aku pikir Rina akan menolak, ternyata jalan pikiran Rina sudah sangat moderat. Dia menyanggupinya. Karena Sari sudah tahu, untuk apa ditutup-tutupi katanya.<br />
etika sedang belajar bersama, aku coba pancing nafsu Sari dengan cara kududuk di sebelah Rina. Aku rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya dan kuraba dadanya. Rina saat itu memakai kaos tanpa BH. Rina membalasnya. Lalu kudorong dia agar tiduran di karpet. Kami saling bergumul. Melihat hal itu, Sari kaget juga. Dia menutupi wajahnya. Karena selama ini kami berhubungan diam-diam. Tidak pernah secara terang-terangan. Kali itu kami berbuat seolah-olah tidak ada orang lain selain kami berdua, untuk memancing nafsu Sari.<br />
Perbuatan kami semakin memanas. Karena Rina sudah telanjang dada. Lalu Rina menurunkan celana pendeknya. Dia langsung bugil karena tidak memakai celana dalam. Aku pun tidak tinggal diam, kulepas semua pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami mengambil posisi 69. Rina di atas. Kami saling menghisap.<br />
“Aaahhh.., Mmasss.., sshshshs… Masss.. enaaakkk Mass.., ooohh..!” desah Rina dibesar-besarkan.<br />
“Ohhh.. Riiinnn… hisap yang kuaattt Riinnnn..!” desahku juga.<br />
Kulihat Sari sudah tidak menutupi wajahnya lagi.<br />
Kira-kira lima menit saling menghisap, Rina berdiri memegang batang kemaluanku dan mengarahkan ke liang senggamanya yang sudah tidak perawan lagi. Menurunkan pantatnya dengan perlahan.<br />
“Bless..!” langsung masuk seluruhnya.<br />
“Aaahhhh… Maasss.., aaahhh.., ssshhh.., aaahhh..!” desahnya.<br />
Lalu dengan perlahan dinaik-turunkan pantatnya. Pertama-tama perlahan. Makin lama semakin cepat.<br />
“Aahh.. ooohhh.., sh.. sh.. ooohhh… Iiihhh..!” erangnya.<br />
Kulirik Sari, dia memandangi ekspresi Rina. Sepertinya dia sudah terangsang berat. Karena wajahnya merah padam, nafasnya memburu. Tangannya memegang dadanya. Gerakan Rina semakin tidak terkendali. Pantatnya berputar-putar sambil naik turun. Kira-kira 10 menit, aku rasakan liang kewanitaan Rina sudah berkedut-kedut. Dia mau sampai klimakasnya. Dan akhirnya pantatnya menghujam batang keperkasaanku dalam sekali.<br />
“Aaahhh.. Masss… Akuuu… sammmpppeee.. Maasss..!”<br />
“Syuuurr… syurrr..” kehangatan menyelimuti kepala senjataku.<br />
<div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Dia langsung terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liang kenikmatannya dan berhamburanlah cairan dari liang senggamanya ke karpet. Aku memang tidak begitu menghayati permainan ini, karena pikiranku selalu ke Sari. Jadi pertahananku masih kuat. Aku bangkit dengan telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karena aku menghampirinya masih dengan bertelanjang bulat. Langsung kupeluk dia. Kuciumi seluruh wajahnya. Tidak ada penolakan darinya, tetapi juga tidak ada reaksi apa-apa. Benar-benar masih polos.</div>Lama-lama tangannya mulai memelukku. Dia mulai menikmatinya. Membalas ciumanku, walau lidahnya belum bereaksi. Kuusahan semesra mungkin aku mencumbunya. Dan akhirnya mulutnya membuka sedikit berbarengan dengan desahannya.<br />
“Aaahhh.. Maasss..!” nafasnya mulai memburu.<br />
Kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan-lahan. Dia pun membalasnya. Tanganku mulai meraba dadanya. Terasa putingnya sudah mengeras di bukit kembarnya yang kecil. Kuremas-remas keduanya bergantian.<br />
“Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss.. shshhshshs…” desahnya.<br />
Kulepas ciumanku. Kupandangi wajahnya sambil tanganku mengangkat kaosnya. Dia diam saja. Lepas sudah kaosnya, sekarang tinggal BH mininya. Kulepaskan juga pengaitnya. Dia masih diam saja. Akhirnya terpampanglah bukit kembarnya yang kecil lucu. Seperti biasa, untuk menaklukan seorang perawan, tidak bisa terburu-buru. Harus sabar dan dengan kata-kata yang tepat.<br />
“Bukan maaiinnn. Susumu bagus sekali Sar..!” kataku sambil memandangi bukit kembarnya.<br />
Warnanya tidak seputih Rina, agak coklat seperti warna kulitnya. Aku elus perlahan-lahan sekali. Kusentuh-sentuh putingnya yang sudah menonjol. Setiap kusentuh putingnya, dia menggelinjang.<br />
Kutidurkan dia ke karpet. Lalu kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas.<br />
“Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss.., aaaddduuuhhh… aaa..!”<br />
Bergantian kiri kanan. Kadang ciumanku turun ke arah perutnya, lalu naik lagi. Tangan kananku sudah mengelus-ngelus pahanya. Dia masih memakai celana panjang katun. Kadang-kadang kuelus-elus selangkangannya. Dia mulai membuka pahanya. Sementara itu Rina sudah pergi ke kamar mandi. Karena kudengar suara guyuran air.<br />
Setelah aku yakin dia sudah di puncak nafsunya, kupandangi wajahnya lagi. Wajahnya sudah memerahkarena nafsunya. Ini saatnya. Lalu tanganku mulai membuka pengait celananya, retsletingnya, dan menurunkan celana panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tidak ada penolakan. Bahkan dia membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu.<br />
Bukit kemaluannya kecil tidak berbulu. Hampir sama dengan kepunyaan Titin dulu. Mungkin karena sama-sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinya dengan kedua tangannya. Kutarik tangannya perlahan sambil kudekatkan wajahku. Mulanya tangannya menutup agak keras, tetapi lama-lama mulai melemah. Kucium bibir kewanitaannya. Aaahhh.., segar sekali harumnya. Kuulangi beberapa kali. Setiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atas sambil mendesah.<br />
“Aaahhh… Masss.., mmm.. sshshshs…”<br />
Batang kejantananku yang tadi sudah agak lemas, mulai mengeras lagi.<br />
Lalu kubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Sudah basah. Kutelusuri seluruh liangnya dengan jariku, lalu lidahku. Dia semakin menggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedele-nya. Setelah dapat, kujilat-jilat dengan cepat sambil agak kutekan-tekan. Reaksinya, gelinjangnya makin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri dan ke kanan.<br />
“Adduuuhhh… Maasss… aaahhh.. ssshhh.. aaahhh..!”<br />
Kuangkat kedua kakinya, kutumpangkan ke pundakku, sehingga liang kewanitaannya semakin membuka. Kupandangi belahan kewanitaannya. Betapa indah liangnya. Hangat dan berkedut-kedut.<br />
“Saarr.., memekmu bagus betul.. Wangi lagi…”<br />
Kembali kuhisap-hisap. Dia semakin keras mendesah.<br />
Kira-kira 5 menit kemudian, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya berdenyut-denyut cepat sekali.<br />
Dan, “Syurrr… syurrr…” menyemburlah cairan kenikmatannya.<br />
Kuhirup semuanya. Manis, asin, gurih menjadi satu. Aaasshhh… segarnya. Kakinya sudah melemas.Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkan batang keperkasaanku ke liangnya sambil kupandangi wajahnya.<br />
“Boleh Sarr..?” tanyaku memohon persetujuannya.<br />
Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia hanya mengangguk.<br />
“Pelan-pelan yaa Mass..!”<br />
Kuoles-oleskan kepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liang senggamanya. Lalu kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibir kenikmatannya. Kuputar-putar sambil menekan perlahan.<br />
<div align="justify"><br />
</div><div align="justify">Dia langsung terguling ke sebelahku. Senjataku tercabut dari liang kenikmatannya dan berhamburanlah cairan dari liang senggamanya ke karpet. Aku memang tidak begitu menghayati permainan ini, karena pikiranku selalu ke Sari. Jadi pertahananku masih kuat. Aku bangkit dengan telanjang bulat. Kuhampiri Sari. Sari kaget karena aku menghampirinya masih dengan bertelanjang bulat. Langsung kupeluk dia. Kuciumi seluruh wajahnya. Tidak ada penolakan darinya, tetapi juga tidak ada reaksi apa-apa. Benar-benar masih polos.</div>Lama-lama tangannya mulai memelukku. Dia mulai menikmatinya. Membalas ciumanku, walau lidahnya belum bereaksi. Kuusahan semesra mungkin aku mencumbunya. Dan akhirnya mulutnya membuka sedikit berbarengan dengan desahannya.<br />
“Aaahhh.. Maasss..!” nafasnya mulai memburu.<br />
Kumasukkan lidahku ke mulutnya. Kubelit lidahnya perlahan-lahan. Dia pun membalasnya. Tanganku mulai meraba dadanya. Terasa putingnya sudah mengeras di bukit kembarnya yang kecil. Kuremas-remas keduanya bergantian.<br />
“Maaasss.. oooohhhh.. Mmmasss.. shshhshshs…” desahnya.<br />
Kulepas ciumanku. Kupandangi wajahnya sambil tanganku mengangkat kaosnya. Dia diam saja. Lepas sudah kaosnya, sekarang tinggal BH mininya. Kulepaskan juga pengaitnya. Dia masih diam saja. Akhirnya terpampanglah bukit kembarnya yang kecil lucu. Seperti biasa, untuk menaklukan seorang perawan, tidak bisa terburu-buru. Harus sabar dan dengan kata-kata yang tepat.<br />
“Bukan maaiinnn. Susumu bagus sekali Sar..!” kataku sambil memandangi bukit kembarnya.<br />
Warnanya tidak seputih Rina, agak coklat seperti warna kulitnya. Aku elus perlahan-lahan sekali. Kusentuh-sentuh putingnya yang sudah menonjol. Setiap kusentuh putingnya, dia menggelinjang.<br />
Kutidurkan dia ke karpet. Lalu kuciumi dada kanannya, yang kiri kuremas-remas.<br />
“Aaahhh.., ssshhh.., Maaasss.., aaaddduuuhhh… aaa..!”<br />
Bergantian kiri kanan. Kadang ciumanku turun ke arah perutnya, lalu naik lagi. Tangan kananku sudah mengelus-ngelus pahanya. Dia masih memakai celana panjang katun. Kadang-kadang kuelus-elus selangkangannya. Dia mulai membuka pahanya. Sementara itu Rina sudah pergi ke kamar mandi. Karena kudengar suara guyuran air.<br />
Setelah aku yakin dia sudah di puncak nafsunya, kupandangi wajahnya lagi. Wajahnya sudah memerahkarena nafsunya. Ini saatnya. Lalu tanganku mulai membuka pengait celananya, retsletingnya, dan menurunkan celana panjangnya sekalian dengan celana dalamnya. Tidak ada penolakan. Bahkan dia membantunya dengan mengangkat pantatnya. Dia memandangiku sayu.<br />
Bukit kemaluannya kecil tidak berbulu. Hampir sama dengan kepunyaan Titin dulu. Mungkin karena sama-sama orang Sunda. Kupandangi bibir kemaluannya. Dia menutupinya dengan kedua tangannya. Kutarik tangannya perlahan sambil kudekatkan wajahku. Mulanya tangannya menutup agak keras, tetapi lama-lama mulai melemah. Kucium bibir kewanitaannya. Aaahhh.., segar sekali harumnya. Kuulangi beberapa kali. Setiap kucium, pantatnya dinaikkan ke atas sambil mendesah.<br />
“Aaahhh… Masss.., mmm.. sshshshs…”<br />
Batang kejantananku yang tadi sudah agak lemas, mulai mengeras lagi.<br />
Lalu kubuka bibir kewanitaannya dengan jariku. Sudah basah. Kutelusuri seluruh liangnya dengan jariku, lalu lidahku. Dia semakin menggelinjang. Lidahku menari-nari mencari kedele-nya. Setelah dapat, kujilat-jilat dengan cepat sambil agak kutekan-tekan. Reaksinya, gelinjangnya makin hebat, pantatnya bergoyang ke kiri dan ke kanan.<br />
“Adduuuhhh… Maasss… aaahhh.. ssshhh.. aaahhh..!”<br />
Kuangkat kedua kakinya, kutumpangkan ke pundakku, sehingga liang kewanitaannya semakin membuka. Kupandangi belahan kewanitaannya. Betapa indah liangnya. Hangat dan berkedut-kedut.<br />
“Saarr.., memekmu bagus betul.. Wangi lagi…”<br />
Kembali kuhisap-hisap. Dia semakin keras mendesah.<br />
Kira-kira 5 menit kemudian, pahanya menjepit leherku keras sekali. Lubang keperawanannya berdenyut-denyut cepat sekali.<br />
Dan, “Syurrr… syurrr…” menyemburlah cairan kenikmatannya.<br />
Kuhirup semuanya. Manis, asin, gurih menjadi satu. Aaasshhh… segarnya. Kakinya sudah melemas.Kuturunkan kakinya, kukangkangkan pahanya. Kuarahkan batang keperkasaanku ke liangnya sambil kupandangi wajahnya.<br />
“Boleh Sarr..?” tanyaku memohon persetujuannya.<br />
Matanya memandangku sayu, tidak bertenaga. Dia hanya mengangguk.<br />
“Pelan-pelan yaa Mass..!”<br />
Kuoles-oleskan kepala kemaluanku dengan cairan pelumas yang keluar dari liang senggamanya. Lalu kugesek-gesekkan kepala kejantananku ke bibir kenikmatannya. Kuputar-putar sambil menekan perlahan.<br />
<div align="justify"><br />
</div><div align="justify">“Aaahhh.. Maasss… Ooohhh..!” dia mendesah.<br />
Lalu kutekan dengan amat perlahan. Kepalanya mulai masuk. Kuperhatikan kemaluannya menggembung karena menelan kepala keperkasaanku. Ketekan sedikit lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya. Kuangkat pantatku sedikit dengan amat perlahan. Lalu kudorong lagi. Begitu berulang-ulang sampai dia tidak meringis.<br />
“Ayooo… Masss.. aaahhh.. ooohhh.., ssshhhshshhh..!”<br />
Lalu kudorong lagi. Masuk sepertiganya. Dia meringis lagi. Kutahan sebentar, kutarik perlahan, lalu kudorong lagi. Terasa kepala batang kejantananku mengenai selaput tipis. Nah ini dia selaputnya.<br />
“Kok enggak dalam..? Belum masuk setengahnya udah kena..!” batinku dalam hati.<br />
“Sar.., tahan sedikit yaa..!”<br />
Lalu kucium bibirnya. Kami berciuman, saling mengulum. Dan dengan tiba-tiba kutekan batang keperkasaanku dengan keras.<br />
“Pret..!” kemaluanku menabrak sesuatu yang langsung sobek.<br />
Dia mau menjerit, tetapi karena mulutnya kusumpal, maka tidak ada suara yang keluar. Kudiamkan sebentar kejantananku agar liang keperawanannya mau menerima benda tumpul asing. Lalu kutarik ulur perlahan-lahan. Setelah terlihat dia tidak merasa kesakitan, kutekan lebih dalam lagi. Kutahan lagi. Kuangkat perlahan, kutekan sedikit lagi. Begitu berulang-ulang sampai senjataku masuk semuanya. Dia tetap tidak bisa bicara karena mulutnya kulumat. Kutahan kemaluanku di dalam, kulepaskan ciumanku. Liang senggamanya menjepit seluruh batangku di semua sisi. Rasanya bukan main nikmatnya.</div>“Gimana Sar..?”<br />
“Sakiittt Masss… Periiihhh… Mmmm..!”<br />
“Tahan aja dulu, sebentar lagi ilang kok…” sambil kucabut sangat perlahan.<br />
Kutekan lagi sampai menyentuk ujung rahimnya. Begitu berulang-ulang. Ketika kutarik, kulihat kemaluan Sari agak tertarik sampai kelihatan agak menggembung, dan kalau kutekan, agak mblesek menggelembung. Setelah 5 atau 6 kali aku turun naik, terasa agak mulai licin. Dan Sari pun tidak terlihat kesakitan lagi.<br />
“Sar.., memekmu sempit banget. Ooohhh enak sekali Sar..!” bisikku sambil mempercepat gerakanku.<br />
Dia sepertinya sudah merasa nikmat.<br />
“Aaahhh… eennnaaakkk… Masss… aaahhh.. shshshshsh…” desahnya. Kupercepat terus.<br />
“Ah.. ah.. ahh.. ooo.. shshsh.. aaaddduuuhhh… ooohhh..!” pantatnya mulai bergerak mengimbangi gerakanku. Kira-kira 5 menit, dia mulai tidak terkendali. Pantatnya bergerak liar. Tiba-tiba dia menekuk, kedua kakinya menjepit pantatku sambil mengangkat pantatnya. Bibir kemaluannya berkedut-kedut.<br />
Dan, “Sysurrr.. syuurrr..” dua kali kepala kejantananku disembur oleh cairan hangatnya.<br />
Karena aku dari tadi sudah mau keluar dan kutahan-tahan, maka kupercepat gerakanku.<br />
“Masss… Uuudddaaahhh.. Mmasss.. Aaaddduuhhh.. Gellii.. Maass..!” teriaknya.<br />
Aku tidak peduli. Keringatnya sudah seperti orang mandi. Kupercepat terus gerakanku, akhirnya, “Crooot… cruuuttt..” tiga kali aku menembakan cairanku di liang kenikmatannya.<br />
Lalu aku ambruk di sebelahnya.<br />
Tiba-tiba, “Plok.. plok.. plok..” terdengar suara tepukan.<br />
Rupanya Rina sudah dari tadi memperhatikan kami berdua.<br />
“Mas hebat… Sari.. selamat yaa..!” katanya sambil mencium pipi Sari.<br />
Sari hanya bisa tersenyum di sela-sela nafasnya yang masih ngos-ngosan.<br />
“Enak Sar..?” tanyanya lagi.<br />
Sari hanya bisa mengangguk lemah. Lalu aku memeluk Sari.<br />
“Sari. Terima kasih yaa..!” kataku sambil mengecup pipinya.<br />
“Sari juga terima kasih Mas.. Enaakkk banget ya Mass..!”<br />
Aku bangun mengambil baju-bajuku yang berserakan. Kulihat di selangkangan Sari ada bercak-bercak lendir kemerahan.<br />
“Aaaahhh… Aku dapet perawan lagi..!” batinku.<br />
Lalu aku ke kamar mandi. Selesai kumandi, gantian Sari yang mandi. Setelah semua selesai, kami hanya mengobrol saja sambil minum teh hangat yang dibuatkan Rina. Menceritakan pengalaman yang dirasakan oleh masing. Aku lemas karena dalam 2 jam sampai 3 kali main.<br />
Sejak saat itu, Sari selalu datang jam 3 sore. Dan sebelum belajar, kami selalu mengawalinya dengan pelajaran biologis. Dan Rina sepertinya mengetahui dan menyadari kalau punyanya Sari lebih oke, jadi dia mengalah selalu dapat giliran kedua. Dan mereka pun saling berbagi. Saling mencoba dan mengajari. Aku yang dijadikan alat eksperimen mereka menurut saja. Abis enak sih.<br />
Setelah pembagian raport, ternyata yang nilainya naik banyak hanya Sari. Tetapi keduanya naik kelas dengan nilai di atas rata-rata. Begitulah pengalamanku dengan gadis-gadis SMP.Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5231202473682735554.post-25603760426227303162010-12-20T05:12:00.001-08:002010-12-20T05:12:45.202-08:00Kumpulan Cerita Sedarah IndonesiaKumpulan cerita sedarah indonesia terbesar.Aku Cewe Hothttp://www.blogger.com/profile/17112658117298943552noreply@blogger.com1